Prof. Sutan Nasomal Minta Kapolri Jenderal Lustyo Sigit Interuksi Kapolda Sumbar Tangkap Pelaku Kriminalisasi Kepada Wartawan Di Sijunjung Sumbar !!!

Amsar
0

Investigasigwi.com -Jakarta. Pakar Hukum Pidana Internasional Prof.Dr.KH Sutan Nasomal S.Pd.I, S.E.,S.H., M.H, LLB. LLM., PhD dan juga Presiden Partai Oposisi Merdekamengutuk kekerasan kepada wartawan di Sijunjung Sumatera Barat.


Sungguh keji dan biadab Wartawan Disekap, Dianiaya, Dirampok dan Diperas Mafia BBM subsidi dan Tambang emas Ilegal di Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.


Ke empat wartawan itu, yakni Suryani (Nusantararaya.com), Jenni (Siagakupas.com), Safrizal (Detakfakta.com), dan Hendra Gunawan (Mitrariau.com), mengalami nasib yang lebih menyeramkan dari adegan seri film. Mereka dirampok, dianiaya, diperas, bahkan nyaris dibakar hidup-hidup hanya karena melakukan tugas jurnalistik.


Dikutip dari beberapa informasi, awalnya keempat wartawan ini sedang melakukan investigasi terhadap praktek ilegal yang melibatkan tangki BBM subsidi PT.Elnusa Petrofin dan tambang emas liar yang diduga dimiliki oleh Wali Jorong Koto Tanjung Lolo. Namun, alih-alih mendapatkan informasi, mereka malah mendapatkan sambutan hangat berupa pukulan, ancaman pembunuhan, dan pemerasan, pada tanggal 13-14 maret 2025.


Barang-barang mereka dirampas habis-habisan, termasuk dua unit laptop, dua unit HP, pakaian, charger, dongkrak mobil, hingga racun api. Wartawan perempuan, Jenni, bahkan nyaris diperkosa dalam aksi yang menunjukkan betapa bejat dan sadisnya moral para pelaku negeri beradab tersebut.


Tidak puas hanya dengan merampas harta benda, para mafia ini juga menuntut uang tebusan Rp.20 juta. Jika tidak, mereka mengancam akan membakar para wartawan hidup-hidup dengan menyiramkan 30 liter bensin atau akan mendorong mereka ke jurang tambang emas agar tampak seperti kecelakaan tragis.


Para pelaku juga mengatakan "Silakan lapor kemanapun, tidak ada yang akan peduli! Coba saja viralkan ini, saya akan habisi kalian semua!” ancam sang Wali Jorong Koto Tanjung Lolo, sambil dengan santai menghantam kayu broti ke meja, seolah sedang memeragakan adegan mafia kelas berat ala film Hollywood.


Kasus ini jelas bukan sekadar aksi kriminal biasa. Ini adalah bukti nyata bagaimana mafia bisa begitu percaya diri menantang hukum. Seolah-olah mereka lebih berkuasa daripada aparat penegak hukum di negeri ini.


Apakah ini pertanda bahwa hukum di Indonesia sudah benar-benar lumpuh karena materi ? Ataukah kita sedang hidup di zaman di mana wartawan harus membayar mahal saat berusaha mengungkap kebenaran ?


Selamat datang di Indonesia, Hukum adalah Panglima Tertinggi, tidak ada yang kebal Hukum di negeri ini, di mana wartawan yang melawan mafia jadi korban.


Tempat mafia tertawa terbahak saat menyiksa jurnalis yang sedang meliput, apakah ini batas wajar yang akan dirasakan oleh seorang kuli tinta ?


Dalam kejadian tersebut, Pakar Hukum internasional dan Ketum Partai Oposisi Merdeka Prof.Dr.KH Sutan Nasomal S.Pd.I, S.E.,S.H., M.H, LLB. LLM., PhD

dengan tegas menyayangkan dan mengecam keras aksi keji yang menimpa empat wartawan tersebut dan menyebut kejadian ini sebagai bukti nyata bahwa kebebasan pers di Indonesia masih dalam bayang-bayang kekerasan dan ancaman para mafia.


"Ini tindakan biadab! Wartawan yang sedang menjalankan tugas malah dirampok, dianiaya, bahkan diperas oleh kelompok mafia tambang dan BBM subsidi. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga ancaman serius terhadap demokrasi dan kebebasan pers harus ditegakkan di Indonesia !ujar Tokoh Pers Internasional  dalam pernyataan resminya, Minggu, 18 Maret 2025,'  Prof.Dr. Sutan Nasomal SH.MH.dalam pres rilisnya yang dikirim kesemua media cetak onlen dalam luar negeri Asia Asean Eropa.

Ironis memang kalau sampai hari ini kebebasan pers di Indonesia belum seperti diluar negeri dinegara negara liberal sana sesal Tokoh Pers Internasional memberikan komentar pedasnya atas kasus dialami para wartawan wartawati diwilayah hukum Mapolda Sumatera Barat di Kab Sawah Lunto Sijunjung itu



Kalau kasus ini tidak segera diusut tuntas, maka akan menjadi sejarah buruk bagi dunia jurnalistik di Indonesia, tidak boleh ada impunitas bagi para pelaku kekerasan terhadap wartawan, polisi harus mengusut dengan tuntas kasus ini,' kata Prof.Sutan Nasomal.


Kami mendesak Kapolri melalui jajaran kepolisian di Sumatera Barat untuk segera menangkap pelaku, termasuk oknum pejabat yang diduga terlibat! Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin wartawan di daerah lain akan mengalami nasib serupa di kemudian hari,' ungkapnya.


Saya menegaskan bahwa kejadian ini semakin menunjukkan betapa lemahnya perlindungan hukum bagi wartawan di Indonesia. Jika seorang jurnalis tidak bisa menjalankan tugasnya dengan aman, bagaimana masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar, akurat dan transparan di negara ini ?,' celoteh Sutan Nasomal.


"Kita sedang menghadapi era di mana mafia semakin berani, sementara aparat penegak hukum malah terkesan semakin tidak berdaya. Jika tidak ada tindakan tegas, maka kebebasan pers akan mati, dan masyarakat akan terus dibodohi oleh informasi yang dikendalikan oleh kelompok tertentu," tegas Prof. Sutan Nasomal.


Peristiwa ini suatu tindakan biadab yang tidak memiliki moral, sehingga apa yang dialami rekan satu profesi sebagai pekerja media telah membuat seluruh jurnalis berang.


 "Jangan takut, kita lawan bentuk sikap biadab yang ditunjukkan oleh preman itu. Saya juga berharap aktor intelektualnya juga harus ditangkap oleh Polda Sumbar yang sudah bekerja melakukan penyelidikan di TKP, " tambahnya.


Oleh karena itu, dirinya meminta kepada seluruh wartawan yang ada di Sumbar khususnya, dan di seluruh Indonesia juga turut membantu masyarakat dan penegak hukum serta mempercayai kinerja penegak hukum Polda Sumbar dalam menangani Insiden yang telah dialami empat rekan wartawan.


. Ia juga meminta agar kepada para wartawan (jurnalis) sebagai rekan sejawat, agar tidak boleh menyerah dengan aksi-aksi yang dilancarkan para preman. Wartawan tidak perlu takut oleh pihak manapun sejauh dalam melaksanakan tugas selalu berpatokan kepada aturan," pungkas Prof Dr KH Sutan Nasomal Ketum Partai Oposisi Merdeka


( Red )

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top